Bank Indonesia menyanggah info yang mengedar di orang-orang serta sosial media yang menyebutkan duit rupiah th. 2016 diciptakan diluar Perusahaan Umum Percetakan Duit Republik Indonesia (Peruri). Terlebih dulu, mengedar info duit baru diciptakan di Cina.
" Sampai kini BI tak pernah sekalipun cetak duit diluar Peruri, jadi info yang menyebutkan rupiah di bikin di Cina itu tak benar, " kata Deputi Gubernur BI, Hendar di Padang, Jumat (23/12).
Menurut Hendar, BI cetak rupiah melalui Peruri seperti diamanatkan oleh Undang-Undang hingga gosip diterbitkan di Cina itu tak ada. Ia menilainya, perubahan sosial media sekarang ini tak seimbang serta aneh hingga nampak info yang salah masalah rupiah baru.
Hendar bercerita waktu pertemuan dgn Majelis Ulama Indonesia (MUI), beberapa tokoh ajukan pertanyaan benarkah rupiah di bikin di Cina. Di tanyakan juga duit itu memakai simbol palu arit serta tiap-tiap diciptakan satu lembar ditambah satu lagi untuk kebutuhan politik.
" Masalah jumlah duit yang diciptakan ditambah tiap-tiap lembarnya itu tak benar lantaran tiap-tiap duit yang diciptakan itu berdasar pada perhitungan yang pasti serta dipantau oleh Tubuh Pemeriksa Keuangan, " katanya.
Lalu, berkaitan gambar pahlawan yang dipasang di rupiah telah ditanyakan melalui instansi yang mempunyai otoritas dan diskusi dgn ahli histori sampai berjumpa dgn pakar waris. " Contoh ada yang meributkan kenapa Cut Meutia tak gunakan kerudung, dahulu juga demikian, jadi mustahil ditambah lantaran penentuan gambar dikerjakan begitu selektif, " tuturnya.
Ia mengemukakan gambar pahlawan yang ada pada duit rupiah ada unsur keterwakilan daerah sampai gender dan di terima oleh semua pihak. " Ada gambar pahlawan yang kami usulkan nyatanya tak di terima di daerahnya pada akhirnya tak jadi lantaran dapat jadi pro-kontra, " tuturnya.
Ia menyampaikan, sesudah dikerjakan seleksi sedemikian rupa untuk lalu diputuskan melalui ketentuan presiden. Bila ada yang ajukan pertanyaan kenapa Imam Bonjol cuma duit Rp 5. 000, apakah artinya harga nya Rp 5. 000 itu tujuannya, tetapi substansinya yaitu penghargaan pada pahlawan di mata duit bukanlah masalah nilai yang tercantum, tuturnya.